Cerita Dukacita Imas , Istri yang Ditinggal Mati Suaminya : Saya Ingin Keadilan dan Kepastian!

POSKOTA.TV – Kamis (26/12/2024).’Habis jatuh tertimpa tangga’, sepertinya pribahasa ini tepat menggambarkan kehidupan Ibu Imas, warga Desa Sukamulya, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Pasalnya, suami yang menjadi tulang punggungnya, Uman, tumbang ditabrak pengendara motor saat akan pergi berdua dengan temannya menuju KOBONG (Kamar santri) milik saudaranya yang dikabarkan kebakaran saat itu.

Akibat insiden tersebut, Uman (49) dibawa ke Rumah Sakit Cideres Kabupaten Majalengka dengan kondisi pecah tengkorak bagian belakangnya. Namun, setelah 6 hari kemudian, Uman tak kunjung membaik; kondisi yang masih kritis ditambah darah yang sering keluar di telinga. Malang tak dapat ditolak, Uman pun meninggal dunia.

Kejadian yang memakan satu korban jiwa akibat insiden itu menyisakan duka yang mendalam bagi Imas selaku istri Uman, korban tabrak motor tersebut. Rasa duka itu bertambah ketika Imas tidak mendapatkan hak ganti ruginya yang sudah dijanjikan keluarga terduga; ia hanya mendapatkan sebagian kecil saja dari yang sudah disepakati. Alhasil, untuk biaya hidup dan menjelang 40 harian korban, Imas pun hanya meneteskan air mata saat ditemui awak media di rumahnya.

“Bingung saya teh pak gak punya apa-apa, buat makan saja susah apalagi sebentar lagi mau 40 hariannya almarhum. Dulu waktu ada si bapa kan yang menafkahi semuanya dia, apalagi ini yang nabraknya belum ngasih uang wae,” ucap Imas dengan wajah sedih, mencerminkan kepedihan yang mendalam akibat kehilangan yang mendalam.

Seiring dengan kesedihannya, ia juga mulai merasa tertekan dengan tanggungan biaya dan kewajiban yang harus dipenuhi, sementara pendapatan yang biasanya ditanggung suaminya kini hilang begitu saja.

Selain tragedi kecelakaan yang memakan korban jiwa, ada sesuatu yang miris untuk disoroti. Pemdes Sukamulya yang seharusnya memperjuangkan hak warganya, malah seolah-olah melindungi terduga penabrak Uman. Hal tersebut diungkapkan Imas kepada awak media, bahwa Pemdes Sukamulya melarang Imas mengurus Jasa Raharja, sebuah lembaga yang seharusnya memberikan perlindungan bagi korban kecelakaan. Imas merasa putus asa dan bingung, terjebak antara keinginan untuk menuntut keadilan dan perjuangan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lebih lanjut, Imas juga membeberkan bahwa pada saat dirinya menuliskan berkas kematian dari Rumah Sakit, pihaknya dilarang menjelaskan kronologi kematian suaminya, dan Pemdes Sukamulya pun diduga menyampaikan berita bohong kepada tenaga kesehatan RS Cideres, bahwa korban bukan kecelakaan, tetapi terjatuh biasa. Ungkapnya,

“Saya sangat kecewa, bukan hanya kepada pelaku yang nabrak suami saya, tetapi juga kepada pihak-pihak yang seharusnya membantu kami. Seolah-olah mereka lebih mementingkan nama baik daripada keadilan bagi korban.”tuturnya

Hal ini sangat melukai hati korban dan merusak asas kemanusiaan. Sehingga keluarga korban pun tidak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa menahan luka hati dan menyisakan kenangan manis bersama almarhum. Kini, Imas pun terpaksa menghadapi hari-harinya tanpa Uman, berjuang sendiri dalam kesunyian dan kesedihan yang mendalam, bertanya-tanya bagaimana ia bisa melanjutkan hidup di tengah ketidakpastian dan ketidakadilan yang menyelimuti keluarganya. (EK)

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img