POSKOTA.TV – Pengamat sepakbola Alief Syachviar menilai alasan pergantian pelatih Shin Tae-yong oleh PSSI sebagai keputusan yang bertentangan dengan marwah sepakbola. Menurutnya, pemecatan seorang pelatih biasanya dikarenakan targetnya tidak tercapai, bukan sebab suasana ruang ganti. “Kalau alasannya suasana tidak harmonis diruang ganti saat melawan China, semestinya federasi harus tegas bahwa siapapun pemainnya harus patuh pada pelatih,” ujar Alief.
Alief Syachviar mengatakan rumus baku di sepakbola maupun di cabang olahraga apapun, seorang pemain atau atlet harus patuh kepada pelatih. “Kalau ada pemain berani memprotes pelatih, mestinya pemain tersebut ditegur, bila perlu disanksi. Bukan malah sebaliknya, ini aneh dan tidak pernah terjadi di sepakbola,” katanya.
“ David Beckham dimasa jayanya pernah dicoret Fabio Capello, Ajat Sudrajat bintang Perserikatan dulu malah tidak dipanggil Timnas oleh Almarhum Om Sinyo Aliandoe. Nah, kalau ada pemain Naturalisasi berani protes pelatih harusnya ditegur, pemain besar kepala bila perlu disanksi pemainnya, bukan pelatihnya yang dipecat,” tambahnya.
Ia menambahkan, resiko pergantian pelatih saat ini sangatlah besar mengingat lawan berat pada lanjutan round 3 kualifikasi Piala Dunia grup C Asia sudah menanti. “ Dengan pergantian pelatih maka federasi harus siap konsekwensinya jika gagal ke Piala Dunia. Karena pelatih baru pasti butuh adaptasi dan analisa baik internal maupun lawannya. Sangat riskan dengan mempertaruhkan nama Indonesia,” ungkapnya.
Sosok yang akrab disapa Bung Alief itu mengaku prihatin dengan pemecatan tersebut. “Saya membaca IG beberapa pemain seperti Witan dan Rizky Ridho, mereka sangat hormat dan respek ke Shin Tae-yong, termasuk Justin Hubner. Lalu kalau ada yang membuat suasana tidak harmonis ya kenapa tidak dipecat saja, kok malah pelatihnya. Apakah benar hanya karena pelatih dari Asia, lalu apakah jaminan pelatih Eropa bisa sukses dan memberikan kesempatan jam main bagi pemain lokal di Timnas ?” tambahnya.
“Kita akan selalu dukung Timnas, tapi jika anti klimaks ya harus bertanggung jawab. Anggaran federasi sebagian kan dari APBN, dari uang rakyat,” katanya. (Bu)