POSKOTA.TV- Di tengah pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia, Majalengka mengukuhkan diri sebagai titik penting dalam peta wisata religi nasional. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, baru-baru ini mengukuhkan Desa Leuwimunding sebagai Desa Wisata Religi. Ini bukan hanya sekedar penetapan, melainkan langkah awal dalam menggali dan memperkuat nilai-nilai historis yang mendalam bagi Indonesia, khususnya pengikut Nahdlatul Ulama, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Penetapan Desa Leuwimunding sebagai desa wisata religi bukanlah tanpa alasan. Desa ini merupakan tempat lahir KH Abdul Chalim, seorang tokoh penggagas Nahdlatul Ulama yang juga diakui sebagai pahlawan nasional. Keputusan ini diharapkan tidak hanya memperkuat valorisasi sejarah, namun juga membuka lebar pintu ekonomi bagi warga sekitar melalui peningkatan kunjungan wisata religi.
Kehadiran Sandiaga Uno di Desa Leuwimunding menjadi momen penting yang mengukuhkan posisi desa ini dalam peta wisata religi. Dengan prosesi yang penuh makna, termasuk pengguntingan pita oleh Menteri Menparekraf Sandiaga Uno dan ziarah ke makam KH Abdul Chalim, peresmian ini tidak hanya sebagai simbolisasi formal, melainkan juga penghormatan atas sejarah.
Prosesi peresmian Desa Wisata Religi Leuwimunding ditandai dengan ziarah ke makam KH Abdul Chalim, sejauh 200 meter dari pintu masuk desa. Prosesi ini mengakan pentingnya pelestarian sejarah dan nilai-nilai yang diwariskan oleh para pendiri bangsa, khususnya dalam konteks keagamaan dan perjuangan.
KH Abdul Chalim tidak hanya sebagai pendiri NU, namun juga sebagai figur sentral dalam keperkasaan dan ketahanan nilai-nilai keagamaan di Indonesia. Monumen yang didirikan sebagai penghormatan terhadap beliau di Desa Leuwimunding menjadi simbol kebanggaan dan pencerdasan bagi generasi mendatang tentang sejarah perjuangan ulama.
Dengan penetapan Desa Wisata Religi, diharapkan akan terjadi peningkatan yang signifikan tidak hanya pada jumlah pengunjung tetapi juga pada roda ekonomi masyarakat lokal. Hal ini meliputi peningkatan peluang usaha untuk UMKM sekitar, yang dapat menyediakan beragam produk dan layanan bagi para wisatawan.
Salah satu aspek penting dalam pembentukan identitas Desa Wisata Religi Leuwimunding adalah partisipasi aktif masyarakat. Monumen KH Abdul Chalim, sebagai contoh, merupakan buah dari gotong royong dan partisipasi warga, menandakan kuatnya ikatan sosial dan komitmen kolektif dalam pelestarian sejarah dan budaya.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Majalengka terhadap pengembangan wisata religi tidak diragukan lagi. Melalui penerbitan SK penetapan Desa Leuwimunding sebagai desa wisata religi, dicerminkan keseriusan pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi wisata religi, sekaligus sebagai langkah nyata dalam upaya peningkatan kesejahteraan warganya.
Konklusi, Desa Wisata Religi Leuwimunding merupakan langkah maju dalam peta wisata religi di Indonesia, serta sebuah model pengembangan wisata berbasis masyarakat yang tidak hanya mengedepankan aspek spiritual, tetapi juga memberi dampak ekonomi positif. Semoga peresmian ini menjadi titik balik bagi Majalengka dan daerah lain di Indonesia untuk mengembangkan destinasi wisata religi yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.(EK)