POSKOTA.TV – SURYA Paloh adalah salah satu tokoh Nasional yang saya kagumi dan hormati. Ini bukan lantaran saya pernah bersamanya di “Gondangdia of University”.
Semalam, saya melintas Jl. RP Soeroso dan berdiri di seberang jalan NasDem Tower, gedung megah dan mewah di kawasan Menteng. Sejenak saya mengenang malam-malam indah bersama SP di Gondangdia ketika ikut membangun kembali Media Indonesia dari “reruntuhan”.
Ketika ikut menyiapkan halaman olahraga yang berada di tengah koran (center spread), malam itu, saya dikejutkan oleh seseorang yang kemudian saya tahu dia adalah Surya Paloh yang, tangan kirinya merangkul pundak saya.
“Yon tidak menyesal ikut kerja bersama Abang, ” kata Surya Paloh.
“Kenapa harus menyesal, ” kata saya.
“Kata orang aku seperti Muammar Khadafy, ” kata Surya Paloh lagi.
“Justru karena disebut Khadafy saya mau kerja bersama Bang surya, ” kata saya.
Dan, tiba-tiba, tawa SP — demikian kami menyebut nama Surya Paloh — meledak, terdengar hingga sudut-sudut ruangan Gedung Prioritas.
Muammar Muhammad Abu Minyar Khadafi atau Gaddafi adalah tokoh revolusi dan politikus Libya. Saya, malam itu, hendak bertanya pada SP, siapa yang melekatkan namanya dengan nama Khadafi.
Lama saya memandangi gedung mewah itu; indah, megah, kokoh, dan tak mungkin tergoyahkan. Saya membayangkan Surya Paloh masih berada di salah satu ruangan, atau di ruang kerjanya di lantai 20.
Saya membayangkan melihat Surya Paloh di atas sana; dia sendiri dan sedang merenung. Ingin saya menyapanya dengan sebutan “Khadafi” dan memancingnya tuk dia meledakkan tawa.
Menurut seorang kawan, Surya Paloh akhir-akhir ini sering terlihat sendiri dan menyendiri. Saya tak percaya sepenuhnya kata kawan itu. Jika ia terlihat sendiri, bisa jadi dia sedang lelah; mengumpulkan energi yang terbuang tuk kembali “berteriak” yang ingin ia katakan yang, sesuai dengan hati nuraninya.
Situasi politik akhir-akhir ini, saya tidak yakin Surya Paloh sendiri dan berada di sudut ring, jika saya bayangkan dia berada di ring tinju dan sedang bertinju.
“Seberapa parah kondisi Surya Paloh hingga dia berada di sudut ring, ” tanya saya dalam hati.
Dan saya pun menemukan jawaban, bahwa SP tidak sedang berada di ring tinju. Tidak ada lawan, tapi dia sedang menghadapi berbagai pukulan; tidak hanya “jab-jab” kecil, tapi “upper cut” yang mengenai hulu hatinya. Jika ada lawan pun, saya tetap yakin, Surya Paloh tidak pernah kalah dan dia sulit dikalahkan.
Surya Paloh yang saya kenal, kagumi, dan hormati, adalah Surya Paloh dengan watak yang keras, tidak mudah menyerah, berani menghadapi berbagai persoalan dan rintangan-rintangan yang ia hadapi.
Surya Paloh adalah Muammar Khadafi. Jika dia saat ini sedang berada di ruang gelap sendiri tanpa kawan, saya yakin dia akan segera berdiri dan melangkah, meski dalam kegelapan.
“Bang Surya … Anda hebat dan manusia pilihan. Kegelapan itu saya katakan hanya kurang penerangan, tak ada cahaya yang tampak, yang lihat dari bawah gedung mewah itu.
Bang Surya, ayo bangun, dan tersenyumlah … ”
YON MOEIS