MADIUN – Dalam suasana ketergesaan saling memburu waktu pulang, dua pemotor bertabrakan di depan area SMAN 4, Jl. Serayu, Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat sore (8/11/2024).
Akibatnya, seorang siswi SMP yang dibonceng wanita paruh baya pembantu rumah tangganya, tergeletak dengan darah di kepalanya. Sedangkan pengemudi motor lainnya, pria berumur mengalami luka-luka di kaki dan punggungnya.
“Semua pengendara yang melintas jalan ini, kalau pagi dan sore hari, selalu kelihatan tergesa-gesa gitu. Seperti saling ingin lekas sampai rumah lebih dulu gitu. Sampai mengabaikan keselamatan. Termasuk yang kecelakaan ini,” komentar Prapto, pengguna jalan yang mengetahui kecelakaan itu, kepada jurnalis.
Dua korban yang terlibat kecelakaan adalah Raisa, siswi SMP, warga Perumahan Griya Kencana, Kota Madiun, yang diboncengkan wanita paruh baya. Satunya pria bernama Lamiran, 60 tahun, warga Desa Grobogan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.
Dikatakan Prapto, dari arah Timur ke Barat terdapat tiga pengendara motor. Ketiganya meluncur lumayan kencang, dan terlihat saling berebut jalur agar lekas sampai tujuan. Salah satu diantaranya adalah yang terlibat kecelakaan.
Sementara di sisi lain terdapat pertigaan jalan kecil, yang membujur dari Selatan ke Utara. Dari pertigaan inilah muncul pemotor lain hingga timbulnya insiden tersebut pada sekitar pukul 16.00.
Kepada jurnalis, salah satu korban, Lamiran mengaku hendak pulang setelah bekerja sebagai kuli bangunan, mengerjakan proyek di Kampus STIKES Bhakti Husada Mulia, Jl. Taman Praja, Madiun. Waktu itu, katanya, dia mengemudikan motor bernopol AE 3565 OI bersama dua pengendara motor lain meluncur dari Timur ke Barat.
Persis di pertigaan jalan, seingat Lamiran, mendadak muncul pengendara motor bernopol AE 2148 DY yang dikemudikan wanita paruh baya memboncengkan Raisa. Sepeda motor itu lepas dari mulut pertigaan, lalu belok ke kanan (arah Timur) juga hendak pulang.
Menurut Lamiran, dia yang berada di urutan paling belakang melihat dua pemotor di depannya bisa lolos, melintasi pemotor yang menyeberang tadi. Namun sesudahnya justru dia sendiri sulit mengantisipasi kecelakaan lantaran jaraknya sudah sangat dekat.
“Saya dari Timur. Pulang kerja di STIKES. Ada tiga kendaraan, saya paling belakang. Yang dua di depan saya itu lolos. Tapi saya sudah tidak bisa menghindari. Karena jaraknya dekat sekali,” urai Lamiran.
Sementara wanita paruh baya yang memboncengkan Raisa tidak bisa dimintai pendapat, lantaran sibuk menelepon majikannya untuk mengabarkan kejadian itu. Dia cuma bertutur singkat, “Saya belok mau pulang tiba-tiba ditabrak”.
Diantara publik yang cuma ‘ndomblong’ menjadikan korban berseragam Pramuka yang tergeletak di trotoar sebagai bahan tontonan, setelah dievakuasi dari aspal jalan, jurnalis berinisiatif menghentikan mobil Ertiga warna putih dan meminta tolong mengantarkan korban ke rumah sakit.
Insiden kecelakaan ini tidak berlanjut ke ranah Kepolisian Lalu Lintas, lantaran tidak ada pihak yang melaporkannya. Selain itu, masing-masing korban tidak saling menuntut dan menyadarinya sebagai musibah.
Warga setempat memberitahu, di Jl. Serayu antara pukul 06 sampai pukul 08 pagi. Juga antara pukul 15.00 sampai pukul 16.30 sore, suasananya seakan berubah menjadi ajang balapan.
Lantaran pada jam-jam tersebut semua pengendara dihadapkan pada satu titik pikiran, mengejar waktu untuk beraktivitas. Baik sebagai pelajar, PNS, karyawan swasta, pedagang dan lainnya saling memburu waktu untuk berangkat atau pulang aktivitas.
Imbauan warga setempat kepada para pengguna jalan, demi keselamatan, agar ekstra waspada dan hati-hati saat mengemudi pada jam-jam tersebut. (fin)