MADIUN – Sebanyak 3 pemuda perwakilan pengurus Karang Taruna ‘Tunas Bakti’ Desa Bantengan, Kecamatan Wungu, Madiun, Jawa Timur, bertandang ke Kantor Kecamatan Wungu untuk menanyakan anggaran yang menjadi haknya, Kamis (14/11/2024).
Pasalnya, anggaran kepemudaan sebesar Rp. 5.350.000 bersumber dari Pendapatan Bagi Hasil (PBH) Tahun 2024, itu menurut Kepala Desa Bantengan, Hartanto, sudah diserahkan ke pihak Kecamatan untuk keperluan lomba bola voli tingkat kecamatan.
Namun, sayangnya kedatangan para pemuda itu tidak bisa langsung ditemui Camat atau pun Sekcam setempat. Lantaran, kedua pejabat kecamatan itu, menurut petugas setempat, sedang dinas di pemerintahan kabupaten setempat.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Karang Taruna ‘Tunas Bakti’ Desa Bantengan, Ali Aji Saputro, kepada jurnalis usai dirinya bertemu petugas Kecamatan Wungu, perihal menanyakan hak anggaran kepemudaan, yang hingga kini dianggapnya masih ruwet.
“Karena menurut pengakuan Kades Bantengan uangnya sudah diserahkan kepada Kecamatan Wungu, maka kami menanyakan ke kecamatan dimaksud. Tapi kami kecewa, lantaran, kata petugas kecamatan, Pak Camat maupun Sekcam sedang dinas di kabupaten,” tutur Ali Aji.
Di kantor kecamatan tersebut, sebut Ali Aji, pihaknya hanya ditemui petugas Bagian Pelayanan Kantor Kecamatan Wungu. Dituturkannya, di Ruang Pelayanan itu pihaknya ditemui Budi dan beberapa petuguas lainnya, yang tidak memberikan solusi signifikan.
Ali Aji menyambung, dia sempat berkomunikasi dengan Sekcam setempat, Anggara, melalui seluler milik Budi, petugas Bagian Pelayanan. Dalam pada itu, sebut Ali Aji mengutip Sekcam Anggara via seluler, permasalahan tersebut harus diselesaikan lewat tiga pilar, yakni Kecamatan Wungu, Pemdes Bantengan dan Karang Taruna ‘Tunas Bakti’.
“Kalau itu yang dimaksudkan, mestinya yang mengambil inisiatif ya pihak kecamatan sebagai fasilitator. Jadi kecamatan yang mengundang Pemdes dan Karang Taruna, untuk bicara bersama,” terang Ali Aji.
Sementara Sekcam Kecamatan Wungu, Anggara, yang dikonfirmasi jurnalis lewat pesan pendek whatsapp tidak (belum) merespon. Konfirmasi tertulis yang dikirim pada pukul 11.18 masih centang dua abu-abu, yang dimungkinkan pihaknya masih sibuk.
Kembali Ali Aji meneruskan, terkait pengusutan anggaran Kepemudaan yang menjadi hak lembaga Kartar yang dipimpinnya, pihaknya tetap mengejarnya sampai muncul titik jelas.
Saat ini, pendapat Ali Aji, pihaknya masih menunggu sikap dan keseriusan Pemerintah Kecamatan Wungu, dalam menangani dan menyelesaikan persoalan sensitif tersebut.
Jika buntu, ungkap Ali Aji, pihaknya dipastikan akan sesegera mungkin mengambil langkah-langkah dan terobosan lainnya, yang rencana itu masih disimpannya.
Sampai naskah berita ini dikirim ke redaksi pukul 12.20, jurnalis belum memperoleh jawaban konfirmasi dari Sekcam Kecamatan Wungu, Anggara. (fin)