Aksi ‘Pilkada Membawa Petaka’: Seruan Golput dan Kritik Kebijakan Pemerintah di Depan DPR RI

POSKOTA.TV – Ketidakpercayaan terhadap kepemimpinan kepala daerah sebelumnya mendorong gabungan masyarakat dan organisasi mahasiswa menggelar aksi damai bertajuk “Pilkada Membawa Petaka” di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2024). Aksi ini bertujuan untuk mengajak masyarakat di seluruh Indonesia tidak memilih atau golput pada Pilkada serentak yang akan digelar 27 November mendatang.

Massa aksi menilai bahwa Pilkada tidak akan memberikan solusi bagi masyarakat, melainkan hanya menguntungkan segelintir pihak tertentu.

“Pilkada tidak berguna bagi bangsa dan negara, hanya berguna bagi para oligarki. Bahkan di DKI Jakarta, masyarakat tetap saja menjadi korban kemiskinan dari keserakahan pengusaha, dan Pilkada menjadi sumber bencana,” seru Farhat, koordinator lapangan aksi, dari atas mobil orasi.

Farhat juga mengkritisi besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk Pilkada serentak tanpa manfaat nyata bagi rakyat.

“Sampai hari ini, kami tidak melihat solusi dari Pilkada. Anggaran hingga triliunan rupiah, yang dihabiskan dari Sabang sampai Merauke, tidak membawa manfaat bagi penderitaan rakyat,” tambahnya.

Selain itu, Farhat menyoroti dampak negatif pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) terhadap masyarakat lokal.

“Teman-teman, pembangunan IKN berdampak besar bagi masyarakat di sana, menghancurkan tanah kelahiran mereka,” ungkapnya.

Perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trilogi juga menyuarakan keprihatinan terkait kerusakan lingkungan akibat pertambangan nikel yang disebut pemerintah sebagai solusi energi.

“Rasakan panasnya Jakarta saat ini. Perubahan iklim yang drastis adalah bukti kerusakan alam akibat kebijakan pemerintah,” ujar perwakilan BEM Trilogi dari atas mobil orasi.

Aksi ini juga diikuti berbagai organisasi dari sejumlah daerah, salah satunya Barisan Republik Indonesia (BARI). Perwakilan BARI menyampaikan kritik terhadap para calon kepala daerah mendatang yang dinilai tidak akan memperjuangkan kepentingan rakyat kecil.

“Banyak ruang hidup nelayan dan buruh harian yang tidak mendapatkan kenyamanan akibat kebijakan ini,” tegas perwakilan BARI. Ia juga menyinggung adanya calon Pilkada yang merupakan pengusaha dan dianggap turut merusak lingkungan, khususnya di kawasan IKN.

Aksi ditutup dengan pernyataan dari Farhat. Ia menegaskan bahwa aksi ini bukanlah ancaman, melainkan bentuk kepedulian terhadap rakyat Indonesia yang tertindas.

“Aksi ini adalah suara kami untuk rakyat yang tidak terdengar,” ujarnya. (EF)

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img