Oleh: Saiful Huda Ems.
Ilmu masih belum seberapa apalagi pengalaman hidupnya, tapi sudah arogannya nolol-nololin Netizen. Benar-benar sudah keberatan menyandang sebutan Gus orang ini.
Kenapa ya sejak Jokowi jadi presiden di negeri ini, banyak bermunculan orang-orang aneh yang jadi tokoh publik? Celakanya lagi, orang-orang seperti itu biasanya juga memiliki kedekatan dengan Jokowi.
Apa jangan-jangan mereka-mereka ini dulu sengaja dipelihara Jokowi untuk menjadi penyambung mulut nggedabrusnya?
Seperti ketika Jokowi nggedabrus sudah ada ratusan investor yang siap berinvestasi di IKN, namun ternyata tidak ada, jikapun ada, mereka ternyata dipaksa Jokowi untuk menyelamatkan mukanya. Setidaknya itu menurut pengakuan Aguan, salah satu investor terbesar di IKN.
Bangsa ini besar, pemikir-pemikir muslim yang hebat juga banyak, sayangnya kok yang manggung mereka yang masih dangkal ilmunya dan rendah adabnya.
Hanya bermodal keturunan ulama lalu merasa sudah hebat dan pantas jadi tokoh publik. Celaka sekali kalau begini caranya.
Institusi-institusi negara sudah banyak yang diacak-acak oleh Jokowi dan anaknya, sampai-sampai masalah suap recehan di KPU di PEMILU 2019 diungkit dan dibesar-besarkan lagi, dijadikan komuditas politik untuk menghancurkan nama besar partai politik yang konsisten menyuarakan keadilan.
Padahal semua itu tidak ada yang merugikan negara baik materiil maupun imateriil, karena sudah sesuai dengan Fatwa Mahkamah Agung, namun kader partai itu (PDIP) masih diperas oleh KPU ketika itu dan terus dikejar KPK hingga saat ini.
Di sisi lain banyak persoalan korupsi yang sangat besar, ratusan miliar sampai ratusan triliun, namun malah didiamkan. ZH, AH, BL dll. juga masih cengar-cengir saja tidak dijebloskan ke penjara.
Ada apa dengan negeri ini? Ada apa dengan pembiaran sepak terjang Jokowi dan koruptor-koruptor kakap yang dilindunginya?
Dimana Macan Asia itu yang katanya mau mengejar koruptor habis-habisan? Atau jangan-jangan sudah tidak lagi menjadi Macan Asia namun Bebek Asia yang mengekor pada Jokowi? Entahlah.
Kalau sudah jadi pemimpin besar harusnya berani, jangan sedikit-sedikit minta petunjuk pada Pak Mantan Presiden Pinokio yang sudah basi, tebal muka, tebal telinga tak tahu diri.
Saya memiliki sahabat senior yang sejak lama mendukung habis-habisan Jokowi, dari mulai saat menjabat Walikota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga jadi Presiden ke 7. Namanya Dr. Haidar Alwi.
Bang Haidar Alwi ini sudah habis miliaran rupiah untuk membangun organisasi relawan pendukung Jokowi dan menyantuni jutaan kaum fakir miskin, namun oleh Jokowi Bang Haidar Alwi ini dipandang sebelah mata.
Padahal Bang Haidar Alwi ini selain fisikawan, juga sangat memahami seluk beluk potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, dan sampai saat ini belum dioptimalkan oleh negara untuk mensejahterahkan rakyatnya.
Kenapa orang seperti Bang Haidar Alwi ini tidak pernah diorbitkan oleh Jokowi untuk menjadi menterinya? Sekarang, meskipun Jokowi tak lagi menjadi presiden, harusnya Jokowi masih bisa menyodorkannya pada Presiden Prabowo untuk dijadikan menterinya, daripada mendudukkan orang lain yang tidak memahami bidangnya…(SHE).
14 Desember 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer, Jurnalis, Analis Politik dan Aktivis ’98.
