Separatis OPM Klaim Tembak Dua Intelijen TNI, dan Ancam Tembak Mati Wapres Gibran

Spread the love

POSKOTATV – Sayap bersenjata OPM, TPNPB, mengaku menembak dua orang pria yang dianggapnya sebagai mata-mata TNI di Yahukimo, Papua Pegunungan, Selasa (16/09/2025). Pemberontak mengatakan, salah satu diantara yang ditembak itu tewas, lainnya terluka dan dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan.

Mengutip siaran pers yang dikirim juru bicara YPNPB-OPM, Sebby Sambom, Rabu (17/09/2025), penembakan itu dilakukan pasukan Kodap XVI-Yahukimo, Mayor OPM Kopitua Heluka, sebagai komandan operasinya. Penembakan dilakukan Pasukan Khusus TPNPB, lantaran dua korban memasuki wilayah – yang disebut OPM – sebagai zona perang.

“Penembaknya adalah Pasukan Khusus OPM. Satu orang tewas ditempat, seorang lainnya terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Dan mereka terpaksa kami tembak, lantaran memasuki wilayah yang kami tentukan sebagai daerah perang,” kata Sambom dikutip koresponden.

Dia tidak menjawab pertanyaan tertulis, peristiwa tersebut terjadi di kampung dan distrik mana. Juga, dua orang korban yang diterjemahkan sebagai intelijen itu pura-pura berprofesi sebagai kuli bangunan, tukang bakso, tukang ojek atau penyamaran apa lainnya.

Mayor OPM Kopitua Heluka, kata Sambom, menghimbau agar intelijen dan aparat militer tidak memasuki wilayah operasi TPNPB-OPM. Jika ketentuan opm itu dilanggar, maka para pemberontak negara tak segan mengeksekusinya.

Kecuali itu, lanjut Sambom, pihaknya meminta agar warga non Papua yang berprofesi sebagai ASN, kuli bangunan, tukang ojek, sopir angkutan umum, tukang bakso dan lainnya segera menghentikan aktivitasnya. Karena hal itu oleh OPM dianggap sebagai mata-mata, maka diminta segera meninggalkan Papua.

Kepada Presiden Prabowo Subianto, para pemberontak menyatakan, pihaknya akan terus melakukan pertempuran melawan TNI demi kemerdekaan Papua Barat. Gerakan perlawanan, menurut Sambom, akan ditopang seluruh kekuatan pasukan TPNPB, yang tersebar di 36 Kodap yang siaga di seluruh Papua Barat.

Sebby Sambom menyerukan, pihaknya menolak kedatangan Wapres Gibran Rakabuming Raka di tanah Papua. Lantaran, kata Sambom, kedatangan Gibran bukan untuk menyelesaikan konflik yang pelik dan rumit. Jika nekad, kombatan TPNPB-OPM akan menembaknya mati.

“Kami akan menembak mati Wapres Gibran jika berkunjung di tanah Papua. Karena kedatangannya bukan untuk menyelesaikan akar persoalan konflik Papua yang rumit,” tutur Sambom.

Sementara Dan Satgas Media Koops Habema, Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono, yang dikonfirmasi koresponden, terkait pengakuan OPM menembak dua mata-mata TNI, mengaku belum mendapatkan informasi tersebut. Satgas yang dipimpinnya segera bergerak mencari informasi di lapangan tentang kebenarannya.

“Saya belum mendapat informasi hal tersebut. Sejauh ini di jajaran kami belum ada laporan hal yang menonjol. Coba saya cari-cari informasi ke satuan depan ya,” jawab Letkol Inf Iwan Dwi Prihartono. (fin)

Tinggalkan Balasan