POSKOTA.TV | Jakarta – Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) memperingatkan bahwa intoleransi, anarkisme, dan terorisme akan terus berkembang di Indonesia selama mantan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) masih diberi ruang. Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Umum PNIB, AR Waluyo Wasis Nugroho, yang akrab disapa Gus Wal dalam rilisnya secara terbuka, didapat media ini, Selasa 30 September 2025.
Pernyataan PNIB ini secara khusus menyoroti institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. PNIB mengkritik keras tindakan Polri yang memberikan panggung kepada Ustad Abdul Somad (UAS), yang mereka tuduh sebagai “corong propaganda HTI” dan “tokoh khilafah”.
Gus Wal menyatakan bahwa dengan mengundang UAS ke sebuah acara dan menyajikannya sebagai figur toleran, Polri telah “berkhianat pada Pancasila dan rakyat Indonesia”. PNIB berargumen bahwa ideologi yang disebarkan oleh figur-figur seperti UAS adalah akar dari intoleransi dan terorisme, merujuk pada kasus pemuda yang terlibat terorisme di Batu, Malang, Jawa Timur.
Dalam pernyataannya, PNIB mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. PNIB menilai Kapolri telah gagal bersikap sensitif terhadap situasi nasional dan membiarkan ideologi yang dapat merusak persatuan bangsa berkembang.
Dalam rilis tersebut juga menyebutkan bahwa PNIB menolak mentolerir “pengkhianat Pancasila” dan “corong propaganda” intoleransi, khilafah, radikalisme, dan terorisme. Selain UAS, mereka juga menyebut nama-nama seperti Andri Kurniawan, Rizieq Shihab, dan Bahar bin Smith.
(Ig)