Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Bawah Tekanan: Isu Kepemilikan Saham Anak dan Desakan Mundur Menguat

Spread the love

POSKOTA.TV | Jakarta  – Posisi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo semakin tertekan menyusul menguatnya desakan publik agar ia mundur dari jabatannya. Sejumlah isu kontroversial, termasuk rumor terkait dugaan kepemilikan saham anaknya di sebuah perusahaan tambang, menjadi pemicu utama kegaduhan ini. Isu tersebut dinilai berpotensi mengikis kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian dan kredibilitas pimpinannya.

Rumor Saham Anak di PT Position dan Konflik Maba Sangaji

​Rumor mengenai dugaan kepemilikan saham anak Kapolri di PT Position, sebuah perusahaan pertambangan di Halmahera Timur, mencuat ke permukaan dan menjadi sorotan tajam. Koalisi Save Maba Sangaji menduga rumor ini memiliki kaitan erat dengan kasus kriminalisasi 11 warga Desa Maba Sangaji. Juru Bicara Koalisi, Guntur Harahap, menyatakan bahwa rumor tersebut patut diduga sebagai faktor yang memengaruhi objektivitas penegakan hukum dalam kasus tersebut.

​”Rumor ini sangat santer di Halmahera Timur dan bisa jadi penyebab kriminalisasi warga Maba Sangaji. Kapolri harus memberikan klarifikasi terbuka,” tegas Guntur. Menurutnya, kegagalan aparat dalam menangani berbagai isu terkini, ditambah rumor ini, berpotensi merusak citra Kapolri dan menimbulkan ketidakpercayaan publik.

​Tak hanya dari Koalisi Save Maba Sangaji, desakan agar Listyo Sigit mundur juga datang dari berbagai kalangan. Aktivis 1998, sejarawan Ubedilah Badrun, dan Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, secara terpisah telah menyuarakan kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan Kapolri. Mereka menilai Listyo Sigit gagal mengatasi berbagai tantangan, termasuk isu pembekuan yang terjadi pada Kamis, 18 September 2025.

​Selain itu, Aliansi Mahasiswa Aceh Tenggara Bersatu dan sejumlah kelompok masyarakat sipil lainnya juga mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengambil tindakan tegas. Mereka menuntut agar Presiden mencopot Kapolri dari jabatannya sebagai respons atas krisis kepercayaan yang semakin memuncak.

​Namun, sejauh ini, Presiden Prabowo Subianto terlihat mengabaikan desakan publik tersebut. Sikap ini menuai kritik pedas, terutama dari Uchok Sky Khadafi, yang menilai Presiden Prabowo tampak enggan atau takut menghadapi situasi ini.

​”Ini aneh. Jarang ada seorang mantan jenderal TNI takut menghadapi seorang perwira polisi. Sikap ini menunjukkan ketidakberanian Presiden dalam mengambil keputusan penting, terutama jika menyangkut pengaruh dari mantan Presiden Joko Widodo,” sindir Uchok, menambahkan dimensi politik baru dalam isu ini.

​Pencabutan desakan publik oleh Presiden Prabowo tidak hanya menimbulkan pertanyaan tentang ketegasan kepemimpinannya, tetapi juga memicu spekulasi mengenai dinamika kekuasaan di balik layar. Sementara itu, Kapolri Listyo Sigit Prabowo belum memberikan tanggapan resmi terkait semua tuduhan dan rumor yang beredar, menambah ketidakpastian dan kegaduhan di tengah masyarakat.

[]

Tinggalkan Balasan