Warga Meruya Utara Minta Pintu Masuk Kantor Cimory Pindah, Ancaman Demo Menggantung

Spread the love

POSKOTA.TV |  Jakarta  —  Pembangunan gedung 6 lantai milik Cimory di kawasan Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, menuai penolakan keras dari warga setempat. Gelombang protes ini dipicu kekhawatiran warga terhadap dampak yang dinilai akan mengganggu kenyamanan dan mengabaikan hak-hak mereka.

Pemicu Masalah: Pintu Gerbang di Area Permukiman

​Inti permasalahan terletak pada rencana penempatan pintu gerbang masuk dan keluar gedung yang akan berlokasi di area permukiman warga. Menurut VK, perwakilan warga dari Blok G, H, I, dan J, penempatan ini berpotensi besar menimbulkan kemacetan dan mengganggu lalu lintas harian warga.

​”Kami jelas menolak apapun yang mengabaikan hak warga,” tegas VK, Minggu (5 Oktober 2025). Ia menjelaskan bahwa warga menginginkan pintu gerbang utama berada di sisi jalan besar, seperti akses yang digunakan oleh sekolah IPEKA yang berada di pinggir jalan tol. Solusi ini dianggap sebagai cara terbaik untuk meminimalisir dampak lalu lintas.

​Warga juga meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Jakarta Barat untuk segera mengendalikan arus keluar masuk kendaraan dari kantor Cimory, meskipun pembangunan belum selesai. Ancaman demo pun mengemuka jika aspirasi mereka tidak ditanggapi secara serius oleh pihak terkait.

Tanggapan Cimory: Musyawarah dan Gerbang Darurat

​Menanggapi keberatan warga, pihak Cimory mengklaim telah melakukan musyawarah dengan perwakilan RW setempat. Menurut sumber internal Cimory, pintu gerbang yang dipersoalkan warga di area belakang permukiman hanyalah pintu darurat atau emergency gate.

​”Kita sudah musyawarahkan dengan RW. Mereka keberatan kalau jalan belakang juga ada pintu gerbang, tapi kita informasikan itu emergency gate saja,” jelas sumber tersebut.

​Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi resmi terkait hasil musyawarah tersebut maupun langkah konkret dari Pemerintah Kota Jakarta Barat untuk memediasi kedua belah pihak. Situasi ini menciptakan ketidakpastian bagi warga yang menuntut solusi permanen dan bagi pihak Cimory yang harus mencari jalan tengah untuk meredam kekhawatiran warga.

 ]

Tinggalkan Balasan