Gagal Total! Lapangan Padel Mewah Anwa Meruya Ambruk Diterpa Hujan Angin Biasa, Kualitas Bangunan Dipertanyakan Keras

Spread the love

POSKOTA.TV | Jakarta – Insiden ambruknya atap baja Lapangan Padel di Anwa Racquet Club, Taman Villa Meruya, Kembangan, pada Minggu (26/10/2025), kini telah menjadi sorotan nasional dan memicu kekhawatiran serius terhadap integritas standar konstruksi di fasilitas-fasilitas komersial Jakarta. Alih-alih hanya disebut sebagai dampak “angin kencang,” hasil peninjauan awal dan reaksi pengamat justru menekankan satu fakta kritis: struktur premium tersebut gagal total hanya di bawah tekanan cuaca yang masih tergolong normal untuk kondisi Jakarta, mengisyaratkan dugaan kuat adanya kualitas bangunan yang rapuh dan di bawah standar.

​Kualitas Struktur Serapuh Kertas: Gagal Menahan Beban Angin Standar

​Area lapangam yang kini dikelilingi Garis Polisi (Police Line) memperlihatkan pemandangan mengerikan: tiang-tiang baja yang seharusnya menjadi tulang punggung struktur terlihat bengkok dan melengkung seperti kawat, gagal menahan beban atap yang ambruk. Para ahli konstruksi segera menyoroti kejanggalan fatal ini:

  1. ​Kegagalan Beban Angin (Wind Load) Minimal: Jakarta, sebagai kota metropolitan di wilayah tropis, memiliki standar perhitungan beban angin yang tinggi. Struktur bentang lebar, seperti atap lapangan olahraga, harusnya didesain dengan faktor keamanan berlipat ganda untuk menahan gaya angkat (uplift) dan gaya lateral (samping) yang dihasilkan angin. Kegagalan struktur yang terjadi saat hujan dan angin yang tidak tergolong badai atau siklon tropis mengindikasikan bahwa perhitungan beban angin pada desain awal proyek ini kemungkinan besar sangat jauh di bawah ambang batas keselamatan minimum.
  2. ​Dugaan Slimming Material Baja: Spekulasi terkuat yang muncul adalah adanya praktik slimming material, yaitu penggunaan profil baja (H-beam atau WF) dengan dimensi atau ketebalan yang lebih rendah daripada yang tercantum dalam spesifikasi teknis (Bill of Quantity/BoQ) yang disepakati. Jika profil baja yang digunakan lebih tipis, kemampuan struktur menahan lentur dan tekanan akan menurun drastis, menyebabkan kegagalan cepat seperti yang terjadi.
  3. ​Kelemahan pada Titik Sambungan (Welding and Bolting): Laporan awal menunjukkan kegagalan terjadi pada titik sambungan las antar-elemen baja dan baut pengikat ke fondasi. Sambungan adalah titik kritis. Jika pengelasan dilakukan dengan kualitas rendah (tidak penetrasi penuh) atau menggunakan baut dengan spesifikasi mutu yang salah, sambungan akan menjadi weak link yang memicu keruntuhan domino seluruh struktur saat ditekan oleh angin.

​Ancaman Hukum: Dari Kelalaian Kontraktor hingga Pelanggaran IMB

​Kasus ambruknya bangunan komersial yang baru beroperasi di tengah kota ini tidak dapat lagi dikategorikan sebagai ‘kecelakaan’. Pihak kepolisian dan Puslabfor kini didorong untuk mengusut kasus ini sebagai dugaan tindak pidana kelalaian konstruksi yang membahayakan keselamatan umum, yang diatur dalam Pasal 359 KUHP serta Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

​Tuntutan publik adalah agar investigasi tidak hanya berhenti pada kontraktor lapangan, melainkan juga menyentuh:

  • ​Konsultan Perencana: Mengapa desain struktural yang diajukan tidak memasukkan faktor keamanan yang memadai terhadap angin?
  • ​Konsultan Pengawas: Mengapa konsultan pengawas meloloskan penggunaan material (jika terbukti slimming) atau kualitas pengelasan yang buruk di lapangan?
  • ​Audit Izin (SLF): Apakah fasilitas ini telah menerima Sertifikat Laik Fungsi (SLF) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta? Jika ya, bagaimana proses pengujian kelayakannya bisa meloloskan struktur yang rapuh ini?

​Efek Jera dan Tuntutan Reformasi Pengawasan

​Insiden Lapangan Padel Meruya menjadi aib besar bagi industri konstruksi swasta di Jakarta. Hal ini menguatkan persepsi publik bahwa demi mengejar keuntungan dan kecepatan penyelesaian proyek, banyak pengembang dan kontraktor mengabaikan prinsip-prinsip keselamatan teknik yang fundamental.

​Tuntutan dari berbagai pihak adalah agar Pemkot Jakarta Barat dan Provinsi DKI Jakarta segera melakukan reformasi total dalam sistem pengawasan IMB/PBG. Perlu adanya uji petik (sampling test) yang ketat terhadap mutu material di lokasi proyek secara berkala, bukan hanya mengandalkan laporan dokumen dari kontraktor.

​Dengan penutupan oleh police line, Lapangan Padel Anwa Residence kini berfungsi sebagai monumen tragis kegagalan konstruksi, memberikan peringatan keras bahwa di tengah cuaca yang semakin ekstrem, kualitas bangunan harus menjadi prioritas utama di atas segalanya. Publik berharap investigasi ini akan tuntas dan memberikan efek jera yang nyata, agar insiden “ambruk karena hujan” tidak terulang di fasilitas publik manapun.

(Red)

Tinggalkan Balasan